Minggu, 26 Oktober 2014

Laporan mengenai Pengenalan dan Pengamatan Mikroskop,, Ini Laporan Biologi pertamaku saat awal masuk kuliah, Semoga berguna ya guys



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
“PENGENALAN dan PENGAMATAN MIKROSKOP”









Di Susun oleh
NAMA                               : DIAN PURNAMASARI THALIB

NIM                                    : (213330005)

KELAS/ KELOMPOK      : 1 BIOLOGI/ 3 ( TIGA )
DOSEN                              : ASRULLAH SYAM, S.Pd, M.Pd





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
 Laporan lengkap praktikum Biologi Umum dengan judul “PENGENALAN dan PENGAMATAN MIKROSKOP”

Nama                           : DIAN PURNAMASARI THALIB
NIM                            : 213 330 005
Kelas                           : 1 BIOLOGI
Kelompok                   : 3

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen/Asisten yang bersangkutan.

Parepare,
Koordinator Asisten                                                   Asisten           


Asrullah Syam, S.Pd., M.Pd.                                      Asrullah Syam, S.Pd., M.Pd. 
NBM. 1126624                                                           NBM. 1126624











BAB 1
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Makhluk hidup merupakan suatu kesatuan yang tentunya tidak terlepas dari sebuah sistem.Kesatuantubuhmakhlukhidupmerupakansistemterlengkap yang dikaruniaioleh Sang Penciptasebagaibuktikebesarannya.Sistemtubuhmakhlukhidupsangatkompleksdanstruktural yang membuatnyadikenalsebagai unit yang memilikikeberagamandankeunikan.Keberagamandankeunikaninidapatdilihatdari unit-unit penyusuntubuhmakhlukhiduptersebut.
            Makhlukhiduptersusundari unit terkecilsampaimembentuk unit terbesar yang bernamaindividu. Unit terkecilseluruhmakhlukhidupdikenaldengannamasel yang memilikistruktur yang khas yang sebagaipengaturaktivitasindividutersebut. Sel-selinijugabekerjadisebuahsistem yang dikenaldenganistilahjaringan yang merupakankumpulanatau unit yang merupakankonsistensidarisel-seltersebut.
Untukmelakukankerja, jaringanmemerlukankerjasamadenganjaringanlainnya agar terciptasebuahsistemstruktural yang bekerjadanmemiliki ending yang baikterhadapkelangsunganhidupmakhlukhiduptersebut.
            Jaringan sebagai penyusun organ tubuh makhluk hidup memiliki jenis yang sangat beragam dan sel penyusunnya memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi sehingga diperlukan suatu pengamatan untuk mengetahui bentuk yang sebenarnya dari jaringan tersebut dan apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan bentuk satu jaringan dengan jaringan yang lainnya.
Keberagamanbentukdanfungsijaringanmisalnyaterletakpadabentuksel-selpenyusunnyaataustrukturorganel-organelpenyusunjaringantersebut.Keberagamaninimembutuhkanpengetahuan yang baikbaiktentangstrukturmaupunmacam-macamnya, yang membuat kami melakukanpraktikumtentangjaringanpenyusunpadatumbuhandanhewan.


B.       TUJUAN PRAKTIKUM

1.    Mahasiswa dapat terampil menggunakan mikroskop dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
2.    Mahasiswa dapat melihat macam-macam bentuk sel.

C.      WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari/ tanggal   :Sabtu/ 7 Desember 2013
Waktu                         : 13.30 – 16.00 Wita
Tempat            :Jl. Muhammadiyah No. 8 Parepare
                        Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Parepare














BAB 3
MOTOPOLOGI PRAKTIKUM

A.  ALAT DAN BAHAN

1.      Alat
-     Mikroskop biologi
-     Kaca benda
-     Kaca penutup
-     Cawan petri
-     Pinset
-     Pipet tangan
-     Pisau atau silet baru

2.      Bahan
-     Kain plane/ tissue
-     Air suling
-     Kapok randu, Cieba patandra geartn (L).
-     Kapas,Gossypium Sp.
-     Empulur batang ubi kayu, Manihot utilissima phot.
-     Daun Hydrilla varticilata royle.
-     Umbi lapis bawang merah, Allium ascolonicum L.
-     Tangkai tanaman jarak, Ricius sommunis L.
-     Letakkan mikrosop di atas meja kerja tepat dihadapan anda

B.       CARA KERJA
a.       Menyiapkan mikroskop
-     Letakkan mikrosop di atas meja kerja tepat dihadapan anda
-     Bersihkan badan mikrosop dengan kain planel. Jangan sekali-sekali menggosok lensa dengan kain kasar
-     Bersihkan kaca benda dan kaca penutup dengan kain plane atau kertas tissue
-     Di atas meja anda hanya ada mikrosop, peralatan, bahan praktikum, dan buku penuntun. Selainnya disingkirkan pada tempat lain yang tlah di sediakan

b.      Mengatur masuknya cahaya kedalam tubus
-     Perhatikan ruang praktikum anda, dari mana datangnya cahaya yang palin terang. Arahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Buka diafragma atau putar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki kondensor diatur posisinya mendekati meja sediaan dan gunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin cekung
-     Atur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik
-     Turunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10mm atau tubus turun maksimal
-     Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan, akan nampak medan bundar putih. Jika terangnya tidak merata, gerakkan sedikit cermin sampai terangnya merata. Kalau silau persempit lubang atau lubang pada lempeng. Jika medan sediaan masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, bukalah diafragma dan gunakan lubang lebih besar pada lempeng.
-     Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan

c.       Mengatur jarak lensa dengan sediaan
-     Dengan tangan putarlah pengatur kasar atau mikrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, lalukan sebaliknya mikrometer digunakan untuk mengatur pembesaran pada benda yang di amati lensa objektif
-     Pasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, jepit kaca benda dengan sengklingan agar didak goyang
-     Perhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu besar, putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm
-     Meneropng lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan menaikkan tubus perlahan-lahan. Amati benda pandan sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul, berarti terlewatkan, maka teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis dan batasan-batasannya.
-     Periksa okuler untuk mengamati dekat benda yang diamati, begitupun dengan objektif
-     Setelah selesai preparat dibuat

d.      Membuat preparat sederhana
-     Ambil kaca benda yang sudah dibersihkan, pegang serata mungkin
-     Tetesi air jernih/ air suling satu tetes di tengah- tengah.
-     Dengan pinset cabut sehelai bahan dan letakkan di tengah-tengah air
-     Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.
-     Sisi dengan kaca penutup disentuhkan pada kaca benda dekat tetesan air. Kelebihan air yang merembes pada kaca dibersihkan dengan kertas tissue
-     Pasang preparat yang telah selesai dikerjakan pada meja sediaan di mikroskop.


e.       Mengamati pembesaran
-     Apabila pengamatan telah berhasil, bayangan yang nampak akan diperbesar lagi. Posisi preparat jangan di sentuh
-     Putar sedemikian rupa sampai lensa objektifbyang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan sampai terdengar bunyi klik
-     Teropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar. Amati bayangan tersebut
-     Jika bayangan tak nampak. Naikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Putar kembali revolver untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah (pendek) pada posisi semula. Tanpa mengubah posisi preparat.
-     Apabila anda akan mengamati bahan yang lain, maka naikkan tubus. Keluarkan preparat yang sudah diamati dan bersihkan kaca benda dan kaca penutup.
-     Buat sediaan baru pada preparat
-     Pada akhir kegiatan. Perhatikan hal penting :
a)        Preparat tidak boleh tersimpan diatas meja sediaan, harus di keluarkan
b)        Preparat basah harus dibersihkan dengan kertas tisuue atau lap katun (kaca benda + kaca penutup)
c)        Bersihkan badan mikrosop dengan kain planel. Tubus turunkan serendah mungkin
d)       Simpak mikrosop pada kotak mikrosop
e)        Semua peralatan yang telah dipakai dibersihkan dan disimpan dalam kotaknya
f)         Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang di tempat sampah yang di sediakan.


BAHAN YANG DIAMATI
a.    Mengamati Kapas dan Kapuk randu
ü  Mengambil sehelai kapas atau kapuk randu
ü  Meletakkan helaian itu ditengah kaca objek dan tetesilah dengan air . Kemudian, tutplah secara hati-hati dengan kaca penutup dengan awal kemiringan 45 0
ü  Memasang  preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat. Hingga mendapat bayangan benda tersebut.
ü  Gambarlah hasil pengamatan  di buku kerja dan berilah keterangan.

b.    Mengamati Bawang merah
ü  Sayatlah bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari bawang(epidermis dalam an epidermis luar)
ü  Berilah 1 tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang tadi pada tetesan air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup dengan awal kemiringan 450 kemudian dilepaskan menutupi objek yang diamati
ü  Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar. Hingga mendapat bayangan benda tersebut
ü  Gambarlah hasil pengamatan Anda dan berilah keterangan

c.    Mengamati umbi lapis bawang merah dan tangkai tanaman jarak
ü  Sayatlah umbi lapis bawang merah atau tangkai tanaman jaraj dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari bawang(epidermis dalam an epidermis luar). Usahakan iris setipis mugkin
ü  Berilah 1 tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bahan tadi pada tetesan air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup dengan awal kemiringan 450 kemudian dilepaskan menutupi objek yang diamati
ü  Memasang  preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat. Hingga mendapat bayangan benda tersebut.
ü  Gambarlah hasil pengamatan  di buku kerja dan berilah keterangan.



























BAB 4
PEMBAHASAN

A.      HASIL PENGAMATAN

1.      Pengamatan Kapok randu ( Cieba patandra geartn L )







Ø  Keterangan :
1.      Terdapat Dinding sel
2.      Terdapat Gelembung


2.      Pengamatan kapas ( Gossypium Hirsutum )








Ø  Keterangan :
1.      Terdapat Torsi
2.      Terdapat Dinding sel


3.      Pengamatan Umbi lapis bawang merah ( allium ascolonicum )








Ø  Keterangan :
1.      Terdapat Dinding sel
2.      Terdapat Sitoplasma
3.      Terdapat Inti sel


4.      Pengamatan Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima phol )







Ø  Keterangan :
1.      Terdapat Dinding sel
2.      Terdapat Sitoplasma
3.      Lamella




5.      Pengamatan Tangkai tanaman jarak ( Ricinus communis )







Ø  Keterangan :
1.      Terdapat Dinding sel
2.      Terdapat Ruang antar sel
3.      Terdapat sitoplasma
4.      Terdapat Hilus













B.       PEMBAHASAN

Mikroskop
Lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang di hasilkan.

Tabung
Untuk mengatur keadaan fokus terhadap suatu objek, tabung ini dapat di naikkan dan di turunkan sesuai keadaan fokus yang di inginkan Tombol Pengatur Fokus Kasar. Tombol ini digunakan untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan cepat Tombol Pengatur Fokus Halus. Tombol ini digunakan untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, atau untuk mendapatkan fokus yang baik sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan lambat

Revolvever
Revolvel digunakan untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan sesuai kebutuhan objek yang akan di amati

Lensa
Lensa objektif di gunakan untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x

Lengan
Lengan Mikroskop di gunakan untuk pegangan saat membawa Mikroskop atau memindahkanya dari tempat yang satu ke tempat yang lain Meja Preparat
Meja preparat di gunakan untuk meletakkan objek atau benda yang akan kita amati saat kita melakukan praktikum


Penjepit
Penjepit objek glass di gunakan untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser sehinga objek dapat teramati dengan baik

Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam Mikroskop

Diafragma
Berupa lubang - lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya

Reflektor/Cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam Mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, di gunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar

Kaki
Kaki Mikroskop digunakan Untuk menjaga Mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas

Sifat
Sifat lensa yang dimiliki mikroskop ádalah mampu memperbesar statu objek. Membentuk bayangan yang bersifat maya dan diperbesar. Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif, kondensor dan okuler. Lensa objektif dan okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada Mikroskop biasa berbentuk lensa tunggal atau ganda. Pada ujung bawah Mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang biasa di pasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung Mikroskop terdapat meja Mikroskop yang merupakan tempat preparat
BAGIAN-BAGIAN SEL
1.      Pengamatan Kapok randu ( Cieba patandra geartn L )
Sel kapuk randu adalah seperti halnya sel kapas yang berbentuk memanjang, perbedaannya antara sel kapuk randu yaiutu pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen ( rongga sel ) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar.
Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi. Serat kapuk banyak digunakan pada kasur atau bantal. Biasanya, kasur jika lama di gunakan, maka sel-sel kapuknya akan terisi air yang berasal dari keringat kita, sehingga tidak empuk lagi. Oleh karena itu, kasur tersebut harus dijemur dibawah terik sinar matahari, untuk menguapkan airnya, sehingga dapat di pakai kembali.
Serat kapuk berasal dari sel epidermis dari kulit buah. Sel-sel ini mulai tumbuh kira-kira 16 hari sesudah pembungaan, yaitu pada waktu pembelahan sel telur ada kepastian buah tidak rontok.
Serat yang sudah tua membentuk lumen yang kosong berdinding tipis dan terisi udara serta tertutup pada kedua ujungnya. Dinding licin dan dilapisi lapisan lilin sehingga serat kapuk sangan ringan dan mempunyai kemampuan mengisolasi panas dan suara. Dinding serat kapuk licin dan terpilin sehingga serat kapuk tidak dapat dipintal menjadi benang karena antara serat yang satu dengan yang lain tidak melekat menjadi satu
     
2.      Pengamatan kapas ( gossypium hirsutum )
sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya, sehigga sel kapas merupakan sel mati. Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan.
Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari epidermis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang maksimum.
Pada saat itu serat merupakan sel yang sangat panjang dengan dinding tipis yang menutup protoplesma dan inti. Pada saat yang sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar yang disebut linter. Lima belas sampai delapan belas hari berikutnya mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan terbentuknya lapisan-lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Kapas banyak digunakan dalam industry tekstil.

3.      Pengamatan Umbi lapis bawang merah ( allium ascolonicum )
Dapat kita ketahui dari gambar di atas bahwa sel epidermis umbi bawang merah hanya terlihat inti sel, dinding sel dan ruang antar sel serta bentuk selnya lonjong atau oval. Organel di sitoplasma tidak terlihat karena menggunakan mikroskop cahaya.
Sel epidermis bawang merah yang sudah kami amati berbentuk pipih dan tersusun rapat serta rapi. Sel tumbuhan memiPliki dinding sel terlihat rapi saat dilihat melalui mikroskop. Sel epidermis bawang merah berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak selalu mengandung klorofil. Organel yang dapat kami amati pada sel epidermis bawang merah adalah dinding sel.

4.      Pengamatan Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima phol )
Pada pengamatan struktur sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) dengan pembesaran 10 x 5 tidak tampak adanya inti sel, sitoplasma dan ruang antar sel, melainkan yang tampak hanya dinding sel, hal ini disebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati.
Sel penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan penyimpan cadangan makanan (sagu).

5.      Pengamatan Tangkai tanaman jarak ( Ricinus communis )
Sel-sel penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal), kadang ditemukan sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat Kristal ca oksalat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalah sel hidup. Dimana terdapat ruang antar sel diantara dinding-dinding sel yang tersusun rapi. Didalam dinding sel terdapat sitoplasma yang memiliki hilus














BAB 5
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Setelah melakukan sebuah praktikum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan perbedaan diantara sel yang telah di amati , yang sebelumnya telah diamati dengan menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel– sel.

-        Kapok randu, Cieba patandra geartn (L).
a.       Memiliki gelembung udara
b.      Memiliki dinding sel

-        Kapas, Gossypium Sp.
a.       Memiliki dinding sel
b.      Memiliki torsi

-        Empulur batang ubi kayu, Manihot utilissima phot.
a.       Memiliki dinding sel
b.      Memiliki sitoplasma
c.       Memiliki lamella

-        Umbi lapis bawang merah, Allium ascolonicum L.
a.      Memiliki dinding sel
b.      Memiliki sitoplasma
c.       Memiliki inti sel

-        Tangkai tanaman jarak, Ricius sommunis L.
a.       Memiliki dinding sel
b.      Terdapat ruang antar sel
c.       Memiliki sitoplasma
d.      Memiliki hilus
B.     SARAN

a.    Diperlukannya ketelitian pada saat melakukan pengamatan
b.    Pemahaman cara kerja dan penggunaan mikroskop penting untuk dilakukan
c.    Jika masih ada yang kurang dalam laporan ini, mohon di beri petunjuk agar praktikum selanjutnya bisa lebih baik
d.   Untuk mencapai praktikum yang baik, waktu harus di pergunakan sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus di perhatikan


























BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut sejarah, orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka membuat Mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.
Beberapa tahun kemudian Galileo menyelesaikan pembuatan Mikroskop pada tahun 1609 dan Mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu Mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut Mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini di sebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Namun Mikroskop ini memiliki kelemahan, yaitu tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer.
Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran Mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikan ia salah seorang penemu Mikrobiologi.
Hingga saat ini, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak jenis Mikroskop yang berhasil ditemukan dan tentunya lebih modern. Perbesaran yang dihasilkan pun jauh lebih besar dan ada pula yang dapat dianalisis melalui komputer. Adapun jenis-jenis Mikroskop yang berkembang saat ini adalah Mikroskop Elektron. Mikroskop cahaya. Elektron yang dilepas dari filamen metal yang dipanaskan di tempatkan pada ruang hampa di kumpulkan dan di fokuskan pada objek melalui lensa kondenser elektromagnetik.
Setelah elektron di lewatkan pada objek, mereka di kumpulkan lagi oleh kumparan elektromagnet yang berfungsi sebagai lensa objektif. Lensa ini menghasilkan citra yang diperbesar dari objek yang diterima oleh lensa elektromagnetik ketiga yang kemudian, berlaku sebagai lensa okuler atau lensa proyeksi. Citra akhir kemudian dapat divisualisasi pada layar fluoresdent atau dapat direkam pada pelat fotografis
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop. Lensa okuler pada Mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah Mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang biasa di pasangi tiga lensa atau lebih.
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa Mikroskop yang lain. Pada Mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar atau pun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada Mikroskop modern sudah di lengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
 Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.
Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan di fokus, sehinga pengaturannya tepat akan di peroleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah Mikroskop kurang baik. Mikroskop ini mampu mencapai perbesaran maksimal 1000 kali.
Lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang di hasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.























DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. dari: Biology. 5th ed. Oleh Manalu, W. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta. Yrama Widya.
Mader, S.S. 2004. Biology. Boston. McGraw-Hill
Marieb, E.N. & J. Mallatt. 2001. Human Anatomy. 3rd ed. San Fransisco. Benjamin Cummings.
Marrieb, E.N. 2004. Human Anatomy and Physiology. 6th ed. San Fransisco. Pearson/Benjamin Cummings.


0 komentar:

Posting Komentar