LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
“PENGENALAN dan
PENGAMATAN MIKROSKOP”
Di
Susun oleh
NAMA : DIAN PURNAMASARI THALIB
NIM : (213330005)
KELAS/ KELOMPOK : 1 BIOLOGI/ 3 ( TIGA )
DOSEN : ASRULLAH SYAM, S.Pd, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Umum dengan
judul “PENGENALAN dan PENGAMATAN MIKROSKOP”
Nama : DIAN PURNAMASARI THALIB
NIM : 213 330 005
Kelas : 1 BIOLOGI
Kelompok : 3
Telah diperiksa dan
disetujui oleh Dosen/Asisten yang bersangkutan.
Parepare,
Koordinator
Asisten Asisten
Asrullah
Syam, S.Pd., M.Pd. Asrullah
Syam, S.Pd., M.Pd.
NBM.
1126624 NBM.
1126624
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Makhluk hidup merupakan suatu kesatuan
yang tentunya tidak terlepas dari sebuah sistem.Kesatuantubuhmakhlukhidupmerupakansistemterlengkap
yang dikaruniaioleh Sang
Penciptasebagaibuktikebesarannya.Sistemtubuhmakhlukhidupsangatkompleksdanstruktural
yang membuatnyadikenalsebagai unit yang
memilikikeberagamandankeunikan.Keberagamandankeunikaninidapatdilihatdari
unit-unit penyusuntubuhmakhlukhiduptersebut.
Makhlukhiduptersusundari unit
terkecilsampaimembentuk unit terbesar yang bernamaindividu. Unit
terkecilseluruhmakhlukhidupdikenaldengannamasel yang memilikistruktur yang khas
yang sebagaipengaturaktivitasindividutersebut.
Sel-selinijugabekerjadisebuahsistem yang dikenaldenganistilahjaringan yang
merupakankumpulanatau unit yang merupakankonsistensidarisel-seltersebut.
Untukmelakukankerja,
jaringanmemerlukankerjasamadenganjaringanlainnya agar
terciptasebuahsistemstruktural yang bekerjadanmemiliki ending yang baikterhadapkelangsunganhidupmakhlukhiduptersebut.
Jaringan sebagai penyusun
organ tubuh makhluk hidup memiliki jenis yang sangat beragam dan sel
penyusunnya memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi sehingga diperlukan
suatu pengamatan untuk mengetahui bentuk yang sebenarnya dari jaringan tersebut
dan apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan bentuk satu jaringan dengan
jaringan yang lainnya.
Keberagamanbentukdanfungsijaringanmisalnyaterletakpadabentuksel-selpenyusunnyaataustrukturorganel-organelpenyusunjaringantersebut.Keberagamaninimembutuhkanpengetahuan
yang baikbaiktentangstrukturmaupunmacam-macamnya, yang membuat kami
melakukanpraktikumtentangjaringanpenyusunpadatumbuhandanhewan.
B.
TUJUAN
PRAKTIKUM
1. Mahasiswa
dapat terampil menggunakan mikroskop dengan cepat dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
2. Mahasiswa
dapat melihat macam-macam bentuk sel.
C.
WAKTU
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari/
tanggal :Sabtu/ 7 Desember 2013
Waktu
: 13.30 – 16.00
Wita
Tempat :Jl. Muhammadiyah No. 8 Parepare
Kampus 1 Universitas
Muhammadiyah Parepare
BAB 3
MOTOPOLOGI
PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Mikroskop
biologi
- Kaca
benda
- Kaca
penutup
- Cawan
petri
- Pinset
- Pipet
tangan
- Pisau
atau silet baru
2.
Bahan
- Kain
plane/ tissue
- Air
suling
- Kapok
randu, Cieba patandra geartn (L).
- Kapas,Gossypium Sp.
- Empulur
batang ubi kayu, Manihot utilissima phot.
- Daun
Hydrilla varticilata royle.
- Umbi
lapis bawang merah, Allium ascolonicum L.
- Tangkai
tanaman jarak, Ricius sommunis L.
- Letakkan
mikrosop di atas meja kerja tepat dihadapan anda
B.
CARA
KERJA
a. Menyiapkan
mikroskop
-
Letakkan mikrosop di atas meja kerja
tepat dihadapan anda
- Bersihkan
badan mikrosop dengan kain planel. Jangan sekali-sekali menggosok lensa dengan
kain kasar
- Bersihkan
kaca benda dan kaca penutup dengan kain plane atau kertas tissue
- Di
atas meja anda hanya ada mikrosop, peralatan, bahan praktikum, dan buku
penuntun. Selainnya disingkirkan pada tempat lain yang tlah di sediakan
b. Mengatur
masuknya cahaya kedalam tubus
- Perhatikan
ruang praktikum anda, dari mana datangnya cahaya yang palin terang. Arahkan
cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Buka diafragma atau putar lempeng
pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki kondensor diatur posisinya
mendekati meja sediaan dan gunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa
kondensor gunakan cermin cekung
- Atur
posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan
sampai bunyi klik
- Turunkan
tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10mm atau tubus turun
maksimal
- Meneropong
lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan, akan nampak medan
bundar putih. Jika terangnya tidak merata, gerakkan sedikit cermin sampai
terangnya merata. Kalau silau persempit lubang atau lubang pada lempeng. Jika
medan sediaan masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, bukalah diafragma
dan gunakan lubang lebih besar pada lempeng.
- Mikroskop
siap dipakai mengamati sediaan
c. Mengatur
jarak lensa dengan sediaan
- Dengan
tangan putarlah pengatur kasar atau mikrometer ke arah empu jari, tubus turun,
jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, lalukan sebaliknya mikrometer
digunakan untuk mengatur pembesaran pada benda yang di amati lensa objektif
- Pasang
kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa
sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, jepit kaca benda
dengan sengklingan agar didak goyang
- Perhatikan
jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu besar,
putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari samping ujung
objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm
- Meneropng
lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan menaikkan tubus
perlahan-lahan. Amati benda pandan sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah
diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul, berarti terlewatkan,
maka teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan
jelas garis dan batasan-batasannya.
- Periksa
okuler untuk mengamati dekat benda yang diamati, begitupun dengan objektif
- Setelah
selesai preparat dibuat
d. Membuat
preparat sederhana
- Ambil
kaca benda yang sudah dibersihkan, pegang serata mungkin
- Tetesi
air jernih/ air suling satu tetes di tengah- tengah.
- Dengan
pinset cabut sehelai bahan dan letakkan di tengah-tengah air
- Tangan
yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari dengan telunjuk pada sisi atau
pinggir yang berlawanan.
- Sisi
dengan kaca penutup disentuhkan pada kaca benda dekat tetesan air. Kelebihan
air yang merembes pada kaca dibersihkan dengan kertas tissue
- Pasang
preparat yang telah selesai dikerjakan pada meja sediaan di mikroskop.
e.
Mengamati pembesaran
- Apabila
pengamatan telah berhasil, bayangan yang nampak akan diperbesar lagi. Posisi
preparat jangan di sentuh
- Putar
sedemikian rupa sampai lensa objektifbyang lebih panjang (kuat) tegak lurus
pada meja sediaan sampai terdengar bunyi klik
- Teropong
sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar. Amati
bayangan tersebut
- Jika
bayangan tak nampak. Naikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah
empu jari. Putar kembali revolver untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah
(pendek) pada posisi semula. Tanpa mengubah posisi preparat.
- Apabila
anda akan mengamati bahan yang lain, maka naikkan tubus. Keluarkan preparat
yang sudah diamati dan bersihkan kaca benda dan kaca penutup.
- Buat
sediaan baru pada preparat
- Pada
akhir kegiatan. Perhatikan hal penting :
a)
Preparat tidak boleh tersimpan diatas
meja sediaan, harus di keluarkan
b)
Preparat basah harus dibersihkan dengan
kertas tisuue atau lap katun (kaca benda + kaca penutup)
c)
Bersihkan badan mikrosop dengan kain
planel. Tubus turunkan serendah mungkin
d) Simpak
mikrosop pada kotak mikrosop
e)
Semua peralatan yang telah dipakai
dibersihkan dan disimpan dalam kotaknya
f)
Sisa bahan yang tidak digunakan lagi
dibuang di tempat sampah yang di sediakan.
BAHAN
YANG DIAMATI
a. Mengamati Kapas dan Kapuk randu
ü Mengambil
sehelai kapas atau kapuk randu
ü Meletakkan
helaian itu ditengah kaca objek dan tetesilah dengan air . Kemudian, tutplah
secara hati-hati dengan kaca penutup dengan awal kemiringan 45 0
ü Memasang
preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran
lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat. Hingga mendapat bayangan benda
tersebut.
ü Gambarlah
hasil pengamatan di buku kerja dan berilah keterangan.
b. Mengamati
Bawang merah
ü Sayatlah
bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari
bawang(epidermis dalam an epidermis luar)
ü Berilah 1
tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang tadi pada tetesan air,
kemudian tutuplah dengan gelas penutup dengan awal kemiringan 450 kemudian
dilepaskan menutupi objek yang diamati
ü Amatilah di
bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar. Hingga mendapat bayangan
benda tersebut
ü Gambarlah
hasil pengamatan Anda dan berilah keterangan
c. Mengamati
umbi lapis bawang merah dan tangkai tanaman jarak
ü Sayatlah
umbi lapis bawang merah atau tangkai tanaman jaraj dengan menggunakan pisau.
Ambillah bagian tipis yang transparan dari bawang(epidermis dalam an epidermis
luar). Usahakan iris setipis mugkin
ü Berilah 1
tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bahan tadi pada tetesan air,
kemudian tutuplah dengan gelas penutup dengan awal kemiringan 450 kemudian
dilepaskan menutupi objek yang diamati
ü Memasang
preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran
lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat. Hingga mendapat bayangan benda
tersebut.
ü Gambarlah
hasil pengamatan di buku kerja dan berilah keterangan.
BAB 4
PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Pengamatan Kapok randu ( Cieba patandra geartn L )
Ø Keterangan
:
1.
Terdapat Dinding sel
2.
Terdapat Gelembung
|
2. Pengamatan
kapas ( Gossypium Hirsutum )
Ø Keterangan
:
1.
Terdapat Torsi
2.
Terdapat Dinding sel
|
3. Pengamatan
Umbi lapis bawang merah ( allium
ascolonicum )
Ø Keterangan
:
1.
Terdapat Dinding sel
2.
Terdapat Sitoplasma
3.
Terdapat Inti sel
|
4.
Pengamatan Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima phol )
Ø Keterangan
:
1.
Terdapat Dinding sel
2.
Terdapat Sitoplasma
3.
Lamella
|
5.
Pengamatan Tangkai tanaman jarak ( Ricinus communis )
Ø Keterangan
:
1.
Terdapat Dinding sel
2.
Terdapat Ruang antar sel
3.
Terdapat sitoplasma
4.
Terdapat Hilus
|
B.
PEMBAHASAN
Mikroskop
Lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang di hasilkan.
Tabung
Untuk mengatur keadaan fokus terhadap suatu objek, tabung ini dapat di naikkan dan di turunkan sesuai keadaan fokus yang di inginkan Tombol Pengatur Fokus Kasar. Tombol ini digunakan untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan cepat Tombol Pengatur Fokus Halus. Tombol ini digunakan untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, atau untuk mendapatkan fokus yang baik sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan lambat
Lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang di hasilkan.
Tabung
Untuk mengatur keadaan fokus terhadap suatu objek, tabung ini dapat di naikkan dan di turunkan sesuai keadaan fokus yang di inginkan Tombol Pengatur Fokus Kasar. Tombol ini digunakan untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan cepat Tombol Pengatur Fokus Halus. Tombol ini digunakan untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, atau untuk mendapatkan fokus yang baik sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan lambat
Revolvever
Revolvel digunakan untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan sesuai kebutuhan objek yang akan di amati
Lensa
Lensa objektif di gunakan untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x
Lengan
Lengan Mikroskop di gunakan untuk pegangan saat membawa Mikroskop atau memindahkanya dari tempat yang satu ke tempat yang lain Meja Preparat
Meja preparat di gunakan untuk meletakkan objek atau benda yang akan kita amati saat kita melakukan praktikum
Penjepit
Penjepit objek glass di
gunakan untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak
bergeser sehinga objek dapat teramati dengan baik
Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam Mikroskop
Diafragma
Berupa lubang - lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
Reflektor/Cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam Mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, di gunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar
Kaki
Kaki Mikroskop digunakan Untuk menjaga Mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas
Sifat
Sifat lensa yang dimiliki mikroskop ádalah mampu memperbesar statu objek. Membentuk bayangan yang bersifat maya dan diperbesar. Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif, kondensor dan okuler. Lensa objektif dan okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada Mikroskop biasa berbentuk lensa tunggal atau ganda. Pada ujung bawah Mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang biasa di pasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung Mikroskop terdapat meja Mikroskop yang merupakan tempat preparat
BAGIAN-BAGIAN SEL
1.
Pengamatan Kapok randu ( Cieba patandra geartn L )
Sel kapuk randu adalah seperti halnya sel kapas yang
berbentuk memanjang, perbedaannya antara sel kapuk randu yaiutu pada sel kapuk
tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen ( rongga sel ) yang
dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar.
Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara
sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi. Serat kapuk banyak digunakan
pada kasur atau bantal. Biasanya, kasur jika lama di gunakan, maka sel-sel
kapuknya akan terisi air yang berasal dari keringat kita, sehingga tidak empuk
lagi. Oleh karena itu, kasur tersebut harus dijemur dibawah terik sinar
matahari, untuk menguapkan airnya, sehingga dapat di pakai kembali.
Serat kapuk berasal dari sel epidermis dari kulit
buah. Sel-sel ini mulai tumbuh kira-kira 16 hari sesudah pembungaan, yaitu pada
waktu pembelahan sel telur ada kepastian buah tidak rontok.
Serat yang sudah tua membentuk lumen yang kosong
berdinding tipis dan terisi udara serta tertutup pada kedua ujungnya. Dinding
licin dan dilapisi lapisan lilin sehingga serat kapuk sangan ringan dan
mempunyai kemampuan mengisolasi panas dan suara. Dinding serat kapuk licin dan
terpilin sehingga serat kapuk tidak dapat dipintal menjadi benang karena antara
serat yang satu dengan yang lain tidak melekat menjadi satu
2.
Pengamatan kapas ( gossypium hirsutum )
sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel
tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki
organel-organel di dalam selnya, sehigga sel kapas merupakan sel mati. Sel
tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat pada
tumbuhan.
Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji
kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai
tumbuh pada saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal
dari epidermis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum
dan kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang
maksimum.
Pada saat itu serat merupakan sel yang sangat
panjang dengan dinding tipis yang menutup protoplesma dan inti. Pada saat yang
sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan
kasar yang disebut linter. Lima belas sampai delapan belas hari berikutnya
mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan
terbentuknya lapisan-lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Kapas
banyak digunakan dalam industry tekstil.
3.
Pengamatan Umbi lapis bawang merah ( allium ascolonicum )
Dapat kita ketahui dari gambar di atas bahwa sel
epidermis umbi bawang merah hanya terlihat inti sel, dinding sel dan ruang
antar sel serta bentuk selnya lonjong atau oval. Organel di sitoplasma tidak
terlihat karena menggunakan mikroskop cahaya.
Sel epidermis bawang merah yang sudah kami amati
berbentuk pipih dan tersusun rapat serta rapi. Sel tumbuhan memiPliki dinding
sel terlihat rapi saat dilihat melalui mikroskop. Sel epidermis bawang merah
berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak selalu mengandung
klorofil. Organel yang dapat kami amati pada sel epidermis bawang merah adalah
dinding sel.
4.
Pengamatan Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima phol )
Pada pengamatan struktur sel empulur batang ubi kayu
(Manihot esculenta) dengan pembesaran 10 x 5 tidak tampak adanya inti
sel, sitoplasma dan ruang antar sel, melainkan yang tampak hanya dinding sel,
hal ini disebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta)
merupakan sel mati.
Sel
penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar.
Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur
tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa
tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan
penyimpan cadangan makanan (sagu).
5.
Pengamatan Tangkai tanaman jarak ( Ricinus communis )
Sel-sel
penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal), kadang ditemukan
sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat Kristal ca oksalat yang berbentuk
bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalah sel hidup. Dimana
terdapat ruang antar sel diantara dinding-dinding sel yang tersusun rapi.
Didalam dinding sel terdapat sitoplasma yang memiliki hilus
BAB
5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan
sebuah praktikum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan perbedaan
diantara sel yang telah di amati , yang sebelumnya telah diamati dengan
menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel– sel.
-
Kapok randu, Cieba patandra geartn (L).
a.
Memiliki gelembung udara
b.
Memiliki dinding sel
-
Kapas, Gossypium Sp.
a.
Memiliki dinding sel
b.
Memiliki torsi
-
Empulur batang ubi kayu, Manihot utilissima phot.
a.
Memiliki dinding sel
b.
Memiliki sitoplasma
c.
Memiliki lamella
-
Umbi lapis bawang merah, Allium ascolonicum L.
a. Memiliki
dinding sel
b. Memiliki
sitoplasma
c. Memiliki
inti sel
-
Tangkai tanaman jarak, Ricius sommunis L.
a.
Memiliki dinding sel
b.
Terdapat ruang antar sel
c.
Memiliki sitoplasma
d.
Memiliki hilus
B. SARAN
a. Diperlukannya
ketelitian pada saat melakukan pengamatan
b. Pemahaman
cara kerja dan penggunaan mikroskop penting untuk dilakukan
c. Jika masih
ada yang kurang dalam laporan ini, mohon di beri petunjuk agar praktikum
selanjutnya bisa lebih baik
d. Untuk
mencapai praktikum yang baik, waktu harus di pergunakan sebaik-baiknya serta
keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus di perhatikan
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut sejarah, orang yang pertama
kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias
Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat
kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka membuat Mikroskop pertama kali pada
tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat
perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli.
Beberapa tahun kemudian Galileo
menyelesaikan pembuatan Mikroskop pada tahun 1609 dan Mikroskop yang dibuatnya
diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu Mikroskop Galileo. Mikroskop
jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut Mikroskop optik. Mikroskop
yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar
ukuran objek. Hal ini di sebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan
oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini
hanya sampai sekitar 200 nanometer. Namun Mikroskop ini memiliki kelemahan,
yaitu tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer.
Setelah itu seorang berkebangsaan
belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan
pembesaran Mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau
ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di
kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati
serat-serat pada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam
semesta menjadikan ia salah seorang penemu Mikrobiologi.
Hingga saat ini, sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak jenis Mikroskop yang berhasil
ditemukan dan tentunya lebih modern. Perbesaran yang dihasilkan pun jauh lebih
besar dan ada pula yang dapat dianalisis melalui komputer. Adapun jenis-jenis
Mikroskop yang berkembang saat ini adalah Mikroskop Elektron. Mikroskop cahaya.
Elektron yang dilepas dari filamen metal yang dipanaskan di tempatkan pada
ruang hampa di kumpulkan dan di fokuskan pada objek melalui lensa kondenser
elektromagnetik.
Setelah elektron di lewatkan pada
objek, mereka di kumpulkan lagi oleh kumparan elektromagnet yang berfungsi
sebagai lensa objektif. Lensa ini menghasilkan citra yang diperbesar dari objek
yang diterima oleh lensa elektromagnetik ketiga yang kemudian, berlaku sebagai
lensa okuler atau lensa proyeksi. Citra akhir kemudian dapat divisualisasi pada
layar fluoresdent atau dapat direkam pada pelat fotografis
Mikroskop cahaya memiliki tiga
dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa
objektif dan lensa okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop. Lensa
okuler pada Mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda
(binikuler). Pada ujung bawah Mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang
biasa di pasangi tiga lensa atau lebih.
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa Mikroskop yang lain. Pada
Mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan oleh suatu cermin datar atau pun cekung yang terdapat di bawah
kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
Mikroskop modern sudah di lengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik
yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur
renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan
lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan
mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25
kali.
Lensa kondensor berfungsi untuk
mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan di fokus, sehinga
pengaturannya tepat akan di peroleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi
satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah Mikroskop kurang baik.
Mikroskop ini mampu mencapai perbesaran maksimal 1000 kali.
Lensa Mikroskop yang terdapat di
bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang di hasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4
hingga 25 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. dari: Biology. 5th ed. Oleh
Manalu, W. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Irianto,
K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh
Manusia. Jakarta. Yrama Widya.
Mader,
S.S. 2004. Biology. Boston.
McGraw-Hill
Marieb,
E.N. & J. Mallatt. 2001. Human
Anatomy. 3rd ed. San Fransisco. Benjamin Cummings.
Marrieb,
E.N. 2004. Human Anatomy and Physiology. 6th
ed. San Fransisco. Pearson/Benjamin Cummings.



0 komentar:
Posting Komentar