BIOSTATISTIK DASAR
1) Peringkasan Data :
Ukuran tengah , Ukuran Proporsi (khusus data kategorik),
Ukuran variasi, dan Ukuran posisi
Analisis
univariat atau juga dikenal dengan statistik deskriptif adalah suatu analisis
yang menggambarkan karakteristik sampel yang diperoleh dari suatu pengumpulan
data. Analisis unuvariat ini dapat dilakukan dengan melihat berbagai ukuran,
yaitu : 1) Ukuran tengah, 2) Ukuran variasi, 3) Ukuran Posisi, dan 4) Ukuran
Bentuk.
A. UKURAN TENGAH
Ukuran tengah atau nilai tengah atau nilai pusat adalah ukuran ringkasan sekolompok data menjadi satu nilai yang diharapkan dapat mewakili karakteristik data tersebut. Ada beberapa cara untuk melihat ukuran tengah, yaitu :
1. Mean (rata-rata),
Yaitu nilai tengah yang diperoleh dari jumlah seluruh nilai kumpulan data di bagi dengan banyaknya data tersebut yang dirumuskan dengan :
A. UKURAN TENGAH
Ukuran tengah atau nilai tengah atau nilai pusat adalah ukuran ringkasan sekolompok data menjadi satu nilai yang diharapkan dapat mewakili karakteristik data tersebut. Ada beberapa cara untuk melihat ukuran tengah, yaitu :
1. Mean (rata-rata),
Yaitu nilai tengah yang diperoleh dari jumlah seluruh nilai kumpulan data di bagi dengan banyaknya data tersebut yang dirumuskan dengan :
2. Median
Yaitu nilai tengah dari kumpulan data yang diurutkan dari terkecil sampai yang terbesar.
3. Modus
Adalah nilai yang paling banyak muncul.
Terkadang
dalam sekelompok data terdapat nilai ekstrim, nah jika ditemukan kasus
seperti ini, maka ukuran nilai tengah yang tepat digunakan adalah Median.
B. UKURAN VARIASI
Ukuran variasi adalah ukuran yang menunjukan data bervariasi (heterogen) atau tidak bervariasi (homogen). Adapun ukuran variasi data, yaitu :
1. Range
Yaitu nilai yang berasal dari pengurangan nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah. Cuma, ukuran ini kurang baik karena tidak melibatkan seluruh data.
2. Varian
Yaitu rata-rata perbedaan antara mean dengan masing-masing nilai observasi, yang dirumuskan dengan :
B. UKURAN VARIASI
Ukuran variasi adalah ukuran yang menunjukan data bervariasi (heterogen) atau tidak bervariasi (homogen). Adapun ukuran variasi data, yaitu :
1. Range
Yaitu nilai yang berasal dari pengurangan nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah. Cuma, ukuran ini kurang baik karena tidak melibatkan seluruh data.
2. Varian
Yaitu rata-rata perbedaan antara mean dengan masing-masing nilai observasi, yang dirumuskan dengan :
3. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Merupakan akar dari varian. Standar deviasi digunakan sebagai patokan luas area di bawah kurva normal,
dengan rumus :
4. Koefisien Varian
Merupakan rasio dari standar deviasi terhadap nilai mean dan dibuat dalam bentuk persentase.
Kegunaan dari koefisien varian adalah untuk membandingkan variasi dua kelompok atau lebih data yang berbeda rata-ratanya atau satuannya.
C. UKURAN POSISI
Bila data kita susun mulai dari data yang terkecil sampai terbesar, maka kita dapat membagi pengamatan menjadi beberapa bagian. Pembagian pengamatan ini disebut sebagai nilai letak atau posisi. Adapun ukuran posisi yang sering digunakan adalah :
1. Kuartil
Yaitu data dibagi ke dalam empat bagian yang dibatasi dengan nilai Q1, Q2, dan Q3. Q1 merupakan nilai x dalam ukuran 0,25 (n+1), Q2 merupakan nilai x dalam ukuran 0,5 (n+1), dan Q3 merupakan nilai x dalam ukuran 0,75 (n+1).
Interquartil dari sekumpulan data dirumuskan dengan IQR = Q3 - Q1.
2. Desil
Yaitu data dibagi ke dalam sepuluh bagian yang dibatasi dengan nilai D1, D2, D3, sampai dengan D10.
D. UKURAN BENTUK
Ada dua bentuk ukuran data, yaitu :
1. Distribusi data normal
Yaitu data yang distribusinya berbentuk normal/simetris/gauss. Data ini diperoleh biasanya bila nilai mean sama dengan nilai median atau sama dengan nilai modus.
2. Distribusi data tidak normal.
Yaitu data yang distribusinya berbentuk tidak normal/simetris/gauss. Data ini diperoleh biasanya bila nilai mean tidak sama dengan nilai median atau sama dengan nilai modus, sehingga kurva normalnya menceng kiri atau menceng kanan.
Bila data kita susun mulai dari data yang terkecil sampai terbesar, maka kita dapat membagi pengamatan menjadi beberapa bagian. Pembagian pengamatan ini disebut sebagai nilai letak atau posisi. Adapun ukuran posisi yang sering digunakan adalah :
1. Kuartil
Yaitu data dibagi ke dalam empat bagian yang dibatasi dengan nilai Q1, Q2, dan Q3. Q1 merupakan nilai x dalam ukuran 0,25 (n+1), Q2 merupakan nilai x dalam ukuran 0,5 (n+1), dan Q3 merupakan nilai x dalam ukuran 0,75 (n+1).
Interquartil dari sekumpulan data dirumuskan dengan IQR = Q3 - Q1.
2. Desil
Yaitu data dibagi ke dalam sepuluh bagian yang dibatasi dengan nilai D1, D2, D3, sampai dengan D10.
D. UKURAN BENTUK
Ada dua bentuk ukuran data, yaitu :
1. Distribusi data normal
Yaitu data yang distribusinya berbentuk normal/simetris/gauss. Data ini diperoleh biasanya bila nilai mean sama dengan nilai median atau sama dengan nilai modus.
2. Distribusi data tidak normal.
Yaitu data yang distribusinya berbentuk tidak normal/simetris/gauss. Data ini diperoleh biasanya bila nilai mean tidak sama dengan nilai median atau sama dengan nilai modus, sehingga kurva normalnya menceng kiri atau menceng kanan.
2)
Distribusi
Normal
Pengertian
distribusi normal: Ciri-ciri distribusi normal dan Pemakain distribusi normal
a. Kurvanya mempunyai puncak tunggal
b. Kurvanya berbentuk seperti lonceng
c. Nilai rata-rata distribusi normal terletak ditengah kurva normal.
d. Disebabkan distribusi normal mempunyai bentuk simetris maka media dan modus
juga berada ditengah-tengah kurva normal, sehingga nilai rata-rata median dan
modus adalah sama.
e. Dua sisi kurva normal memanjang tak terbatas dan tak pernah menyentuh garis
horisontal.
Distibusi
normal standar
Suatu distribusi normal tidak hanya memiliki satu
kurva, tetapi merupakan kumpulan kurva yang mempunyai ciri-ciri yang
sama.sehingga harus ditentukan 1 pegangan sebagai distribusi nprmal yang
standar.
Ada 2 cara untuk menentukan distribusi normal :
1. cara ordinat:
Menggunakan rumus
distribusi normal berikut :
Y = 1
x e-½ (X - µ) ²
σ √2 π σ |
µ = rata-rata
σ = simpang baku
π = 3,1416
(bilangan konstan)
e = 2,7183 (bilangan konstan)
X = absis dengan batas -∞ < X < π
Bila nilai µ dan σ tetap maka setiap nilai x akan menghasilkan nlai y
sehingga bila nilai x dimasukkan dalam perhitungan berkali-kali dengan julah
tak terhingga maka akan dihasilkan suatu kurva distribusi normal. Terdapat
banyak kurva normal dengan bentuk yang
berlainan, tergantung dari besar dan kecilnya σ.
- Bila σ besar, kurva yang terbentuk mempunyai puncak yang rendah, sebaliknya bila σ kecil akan menghasilkan puncak kurva yang tinggi.
- Dapat pula bentuk kurva normal dengan µ yang berbeda atau dengan µ dan σ yang berbeda
2. Cara luas
Kurva normal adalah kurva yang simetris, yang berarti
bahwa kurva ini akan membagi luas kurva
menjadi 2 bagian yang sama.Seluruh luas kurva = 1 atau 100% dan
rata-rata (µ) membagi luas kurva menjadi 2 bagian yang sama.Berarti luas tiap
belahan adalah 50%.
Setiap penyimpangan rata-rata dapat ditentukan presentase
terhadap seluruh luas kurva.
penyimpangan ke kanan dan ke kiri :
-.penyimpangan 1 SD = 68,2% dari seluruh luas kurva.
-.penyimpangan
2 SD = 95,5% dari seluruh luas kurva.
-.penyimpangan 3 SD, = 99,7% dari seluruh luas kurva.
Proses standarisasi dapat dilakukan dengan transformasi
rumus (kurva normal standar) :
Z = x - µ
σ
x = nilai
variable random
µ =
rata-rata distribusi
σ = simpang
baku
Z =
nilai standar, yaitu besarnya penyimpangan suatu nilai terhadap rata-rata yang dinyatakan dari unit SD.
Standarisasi penting dilakukan karena ada variabel random
yang memiliki satuan yang berbeda-beda, seperti cm, kg, bulan.
Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan sebuah table
yang menunjukkan luas area di bawah kurva normal antara nilai rata-rata dan
suatu nilai variable random yang dinyatakan dalam unit SD.
Misalnya : luas 95% adalah 1,96 SD
Untuk transformasi distribusi normal menjadi distribusi
normal standar dinyatakan µ = 0 dan σ = 1.
3)
Distribusi
Sampling
Pengertian
populasi, sampel dan distribusi sampling: Pengertian Standar Error dan Central
Limit Theorem
Distribusi
sampling adalah distribusi dari mean-mean yang diambil secara berulang kali
dari suatu populasi. Bila pada suatu populasi tak terhingga dilakukan
pengambilan sampel secara acak berulang-ulang hingga semua sampel yang mungkin
dapat ditarik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi
terbatas dan sebelum dilakukan pengambilan sampel berikutnya sampel unit
dikembalikan kedalam populasi. Proses ini dilakukan berulang-ulang dalam jumlah
yang sangat banyak sehingga dihasilkan sampel :
N!
Sebanyak buah sampel
n!(N-n)!
Bila
sampel-sampel yang dihasilkan dihitung rata-ratanya maka akan menghasilkan
nilai rata-rata yang berbeda hingga
dapat disusun menjadi suatu distribusi yang disebut distribusi rata-rata sampel.Bila dihitung deviasi standarnya
dinamakan deviasi standar distribusi rata-rata sampel atau kesalahan baku
rata-rata (standard error rata-rata)
Distribusi
sampling merupakan dasar atau langkah awal dalam statistic inferensial sebelum
mempelajari teori estimasi, dan uji hipotesis.
Untuk
memahami distribusi sampling ini perlu kita ketahui suatu ketentuan yang dapat
membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi
Ukuran-ukuran
untuk sampel dan populasi
Nilai (karakteristik)
|
Sampel Statistik
|
Populasi Parameter
|
Mean (rata-rata
hitung)
|
X
|
µ
|
Standar deviasi
jumlah
|
S
|
Σ
|
Unit
|
N
|
N
|
Misalkan kita
punyai suatu populasi yang mempunyai mean =µ dengan N elemen dan standar
deviasi = σ
1.
Dilakukan pengambilan sampel random
besar nya (x1,x2…. xn),dihitung rata-rata x
dan simpangan baku s.Sampel yang diambil berulang kali ini akan menghasilkan
bermacam-macam nilai rata-rata. Dari sampel satu samapi sampel ke n didapatkan
rata-rata hitung X1….. Xn
2.
Mean atau rata-rata dari sampel-sampel
ini (X1….Xn) kalau disusun akan membentuk suatu distribusi. Distribusi dari
nilai mean-mean sampel inilah yang di sebut sampling harga mean.
POPULASI
X1,X2……..Xn
Mean
=µ Standar deviasi =σ
Sampel
1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel n
Xi…..Xn Xi……Xn Xi…….Xn Xi…….Xn
X1 X2 X3 Xn
Distribusi
sampling
Sifat-sifat
Distribusi Sampling
Central
Limit Theorem (teorema limit pusat), mendasari teori inferensial.
1.
Sampel random dengan n elemen diambil
dari populasi normal mempunyai :
Mean =µ , Varian
=σ2,maka distribusi sampling harga mean akan mempunyai mean sama
dengan µ dan varian atau standar deviasi = σ/√n. Standar deviasi distribusi
sampling harga mean ini dikenal sebagai
“Standar Error”
2.
Bila populasi berdistribusi normal maka
distribusi sampling harga mean akan juga berdistribusi normal.
X
- µ
Z= _____________
SE
(Z
score adalah nilai deviasi relative antara nilai sampel dan populasi = nilai
distribusi normal standar )
3.
Walaupun populasi berdistribusi
sembarang kalau diambil sampel-sampel berulang kali secara random maka distribusi
harga mean akan membentuk distribusi normal.
Contoh
:
Dipunyai
populasi 5 orang penderita “D” yang masa inkubasi nya sebagai berikut :
No.Pasien
|
Masa
Inkubasi (hari)
|
1
2
3
4
5
|
2
3
6
8
11
|
6
hari berasal dari 2+3+6+8+11/5
10,8
hari berasal dari ∑ (x-µ)2/n-1
√
10,8 = 3,29 hari
Diambil
sampel dengan besar n
Dari
populasi di atas kemungkinan sample yang terjadi 52 = 25
Sampel-sampel
tersebut adalah sebagai tertera didalam tabel
di bawah ini
Sampel
|
Pasien
yang terpilih
|
Masa
inkubasi
|
Mean
|
1
|
1;1
|
2;2
|
2
|
2
|
1;2
|
2;3
|
2,5
|
3
|
1;3
|
2;6
|
4
|
4
|
1;4
|
2;8
|
5
|
5
|
1;5
|
2;11
|
6,5
|
6
|
2;1
|
3;2
|
2,5
|
7
|
2;2
|
3;3
|
3
|
8
|
2;3
|
3;6
|
4,5
|
9
|
2;4
|
3;8
|
5,5
|
10
|
2;5
|
3;11
|
7
|
Dst
sampai sampel ke 25
Dari
distribusi sampling (data pada kolom 4) didapatkan
X
= 2+2,5………s/d……. =6
25
Varian
(SE2) ∑ (X-X)2 nilai ini tidak lain
n-1
adalah
σ/√n =10,8/2 =5,4
SE=
√5,4=2,32 hari
Konsep Dasar Kesalahan Baku (
Standard Error = SE)
Istilah
kesalahan baku digunakan karena mempunyai makna tersendiri yang berbeda dengan
deviasi standar. Diketahui bahwa rata-rata yang dihasilkan dari sekumpuan
sampel yang diambil dari populasi tak terhingga mempunyai nilai yang
berbeda-beda dan variasi ini disebabkan oleh kesalahan yang berkaitan dengan
pengambilan sampel yang disebut kesalahan sampling (sampling error). Deviasi standar distribusi rata-rata sampel disebut
kesalahan baku rata-rata.
Kesalahan
baku tidak hanya menggambarkan besarnya penyimpangan atau kesalahan yang diakibatkankan
pengambilan sampel, tetapi dapat pula digunakan untuk menggambarkan ketepatan estimasi
terhadap populasi. Bila kesalahan baku kecil berarti penyebaran rata-rata
sampel juga kecil, maka estimasi terhadap parameter populasi akan lebih tepat
dan sebaliknya, bila nilai kesalahan
baku besar berarti penyebarannya juga besar maka estmasi terhadap parameter
populasi menjadi kurang tepat.
TUGAS KELOMPOK
BIOSTATISTIK DASAR
OLEH :
KELOMPOK V
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
N
A M A : N
I M :
HERNASARI 213
003 012
REZKI EKA PRATIWI 213 330 033
DIAN PURNAMASARI
THALIB 213 330 005
MARNI ASTARI 213
330 019
LUBIS
ANDRIANSYAH 213
330 026
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013-2014



0 komentar:
Posting Komentar